Senin, 20 Agustus 2012

( I sent to "SUARA")



Lupa Setting HP……
    “Panggil aku , May,” katanya. Begitulah teman satu flat dengan ku yang sudah ku kenal lebih dari setahun yang lalu, dia tinggal di tingkat 6 dan aku di tingkat 7  Tiuw Keng Leng. Nama lengkapnya Rumayah, kalo di rumah, di Indo  sono dia dipanggil “Rum” tapi sejak dia bekerja di Hongkong namanya berubah menjadi “May”. Dan bukan namanya saja yang berubah, tapi bentuk tubuh dan gaya rambutnya juga mengalami perubahan. Waktu di kampung dulu, di Blitar, badannya tidak lah kurus sangat alias montok, tapi sekarang berubah menjadi gempal. Dia bilang tiap pagi sebelum ke pasar dia rajin olah raga di taman, gym gratis yang ada di flat kami. Dan tak kalah hebatnya , rambutnya  juga ikut  trend model terkini. Rambutnya di papras pendek seperti potongan rambut actor Hollywood.Semua rambutnya berdiri tegak ngumpul di tengah dan di semir warna coklat muda. Dan setiap bulannya biaya perawatan rambut menghabiskan dana sekitar $500 tuturnya kepadaku.
 Seperti biasa, setelah belanja dari pasar, dia enggak langsung pulang ke rumah tapi ngobrol alias cangkruk di bawah flat.
     Ku lihat dari kejahuan tampak dia sedang cengingisan sambil megang HP . Setelah hampir dekat dia manggil aku, “ Mbak Ida, baru pulang mbak….?”
“Iya …May. Kamu kenapa May, kok  tumben muka sesangar kamu kok cengingisan  sendiri aku perhatiin dari jauh?” tanyaku.(maklum hidungnya di tindik,  celananya yang robek robek dan badannya yang gempal, sungguh dia nampak bukan seperti Rumayah yang ku kenal waktu di kampung, rumayah yang memakai jilbab dan santun)
“Iya mbak, ini HP ku baru!  no HP Dai Dai dan no tlp rumah aku setting  jadikan satu. La kemarin siang aku mau telpon Dai Dai mau minta izin ke dokter perutku sakit . Aku pencet aja nama Dai Dai dan aku gak merhatiin bener2 kalau yang ku pencet ternyata no rumah. Setelah saya telpon, No telpon rumah bunyi, aku angkat, “ Wei……”,  tapi gak ada suaranya, cuman krusek krusek, aku letakkan lagi aku pikir orang salah sambung.
Kemudian aku telpon Dai dai ku lagi, nah bersama itu pula telpon rumah bunyi, aku angkat ,”Wei…,” tapi gak ada jawaban cuman krusek krusek , “Wei, come a???” tetep aja gak ada jawaban.
Naah…. untuk yang ketiga kalinya aku mau telpon lagi ke Dai dai , tapi setiap aku pencet No Dai dai  telepon rumah bunyi lagi. Aku angkat,”Wei…pingko a? “ tapi tetep aja krusek krusek gak ada jawaban, dengan nada kesal aku bilang ,”Ni casing a..”. Saking geramnya aku tulis no telpon yang nelpon itu. “Beres..”, kataku dalam hati. “Rasain nanti Majikanku bakal laporin ke polisi, kalau mau main-main telpon ke rumah ini, dasar kurang kerjaan…., nanti malam aku akan laporkan ke Dai Dai ama Sin San,” aku mengguman dalam hati.
    Malam dah tiba, dinner pun dah siap. Ketika Dai Dai dan Sin San sedang makan ,aku ceritakan kalau tadi ada penelpon gelap, telepon sampai 3x,  tapi setelah aku angkat gak ada jawaban. Dan aku tulis no penelpon kemudian ku serahkan ke majikannku. Dai Dai ku manggut manggut, kemudian dia telpon no yang ku berikan. Dan…..
Ya ampun , no Hp ku yang bunyi. Sin San ku geleng geleng kepala Mbak, dia bilang ,”Ni em ke tak ni tinwa? Kau jo a…???”
“Kok aku jadi bego ya mbak? No hp ku sendiri aku gak ingat, itu setting nya kok gak aku pisah pisah, tobil tobil anak kadal, malu aku…..”


Tidak ada komentar:

Posting Komentar