Lupa Setting HP……
“Panggil aku , May,” katanya. Begitulah
teman satu flat dengan ku yang sudah ku kenal lebih dari setahun yang lalu, dia
tinggal di tingkat 6 dan aku di tingkat 7
Tiuw Keng Leng. Nama lengkapnya Rumayah, kalo di rumah, di Indo sono dia dipanggil “Rum” tapi sejak dia
bekerja di Hongkong namanya berubah menjadi “May”. Dan bukan namanya saja yang
berubah, tapi bentuk tubuh dan gaya rambutnya juga mengalami perubahan. Waktu
di kampung dulu, di Blitar, badannya tidak lah kurus sangat alias montok, tapi
sekarang berubah menjadi gempal. Dia bilang tiap pagi sebelum ke pasar dia
rajin olah raga di taman, gym gratis yang ada di flat kami. Dan tak kalah
hebatnya , rambutnya juga ikut trend model terkini. Rambutnya di papras
pendek seperti potongan rambut actor Hollywood.Semua rambutnya berdiri tegak
ngumpul di tengah dan di semir warna coklat muda. Dan setiap bulannya biaya
perawatan rambut menghabiskan dana sekitar $500 tuturnya kepadaku.
Seperti biasa, setelah belanja dari pasar, dia
enggak langsung pulang ke rumah tapi ngobrol alias cangkruk di bawah flat.
Ku lihat dari kejahuan tampak dia sedang
cengingisan sambil megang HP . Setelah hampir dekat dia manggil aku, “ Mbak
Ida, baru pulang mbak….?”
“Iya …May.
Kamu kenapa May, kok tumben muka
sesangar kamu kok cengingisan sendiri
aku perhatiin dari jauh?” tanyaku.(maklum hidungnya di tindik, celananya yang robek robek dan badannya yang
gempal, sungguh dia nampak bukan seperti Rumayah yang ku kenal waktu di
kampung, rumayah yang memakai jilbab dan santun)
“Iya mbak,
ini HP ku baru! no HP Dai Dai dan no tlp
rumah aku setting jadikan satu. La
kemarin siang aku mau telpon Dai Dai mau minta izin ke dokter perutku sakit .
Aku pencet aja nama Dai Dai dan aku gak merhatiin bener2 kalau yang ku pencet
ternyata no rumah. Setelah saya telpon, No telpon rumah bunyi, aku angkat, “
Wei……”, tapi gak ada suaranya, cuman
krusek krusek, aku letakkan lagi aku pikir orang salah sambung.
Kemudian
aku telpon Dai dai ku lagi, nah bersama itu pula telpon rumah bunyi, aku angkat
,”Wei…,” tapi gak ada jawaban cuman krusek krusek , “Wei, come a???” tetep aja
gak ada jawaban.
Naah….
untuk yang ketiga kalinya aku mau telpon lagi ke Dai dai , tapi setiap aku
pencet No Dai dai telepon rumah bunyi
lagi. Aku angkat,”Wei…pingko a? “ tapi tetep aja krusek krusek gak ada jawaban,
dengan nada kesal aku bilang ,”Ni casing a..”. Saking geramnya aku tulis no
telpon yang nelpon itu. “Beres..”, kataku dalam hati. “Rasain nanti Majikanku
bakal laporin ke polisi, kalau mau main-main telpon ke rumah ini, dasar kurang
kerjaan…., nanti malam aku akan laporkan ke Dai Dai ama Sin San,” aku mengguman
dalam hati.
Malam dah tiba, dinner pun dah siap. Ketika
Dai Dai dan Sin San sedang makan ,aku ceritakan kalau tadi ada penelpon gelap,
telepon sampai 3x, tapi setelah aku
angkat gak ada jawaban. Dan aku tulis no penelpon kemudian ku serahkan ke
majikannku. Dai Dai ku manggut manggut, kemudian dia telpon no yang ku berikan.
Dan…..
Ya ampun ,
no Hp ku yang bunyi. Sin San ku geleng geleng kepala Mbak, dia bilang ,”Ni em
ke tak ni tinwa? Kau jo a…???”
“Kok aku
jadi bego ya mbak? No hp ku sendiri aku gak ingat, itu setting nya kok gak aku
pisah pisah, tobil tobil anak kadal, malu aku…..”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar