DDHK News, Hong Kong – Sejumlah mahasiswa Universitas Terbuka (UT)
Hong Kong bersilaturahmi dengan Konsul Penerangan Sosial Budaya Konsulat
Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Hong Kong, Nunung Nurwulan, Minggu
(17/3) , di Gedung KJRI, Leighton Road, Causeway Bay, Hong Kong.
Tugas
Nunung Nurwulan di Hong Kong pada akhir Maret ini berakhir setelah
bertugas selama empat tahun. Sebelumnya, wanita asal dari Yogyakarta ini
mendapatkan tugas penempatan pertama di Berlin, Jerman. Putri
pertamanya lahir di sana.
“Penempatan tugas kedua di Amerika,
putra bungsu saya lahir di Negeri Paman Sam,” katanya. “ Selama saya
bertugas di Kemlu, penempatan tugas di Hong Kong sangat berkesan bagi
saya. Saya melihat masyarakat kita yang beragam, semangat juang yang
luar biasa para perempuan Indonesia yang bertekad memperbaiki
martabatnya, “ imbuhnya.
Ia berpesan kepada para BMI agar
berlomba-lomba dalam berprestasi. Ia juga mengingatkan, pendidikan itu
sangat penting. “Itu yang membedakan kita dengan yang lain, yakni dalam
bertutur kata, berfikir, dan bersikap. Segeralah pulang jika kuliahnya
sudah selesai,“ terangnya.
Menurutnya, kuliah harus tetap
semangat walau sambil bekerja. “Kesuksessan itu ketika setiap nikmat
kita bertambah syukur, setiap cobaaan kita bertambah sabar , dan ketika
setiap apa yang kita lakukan bertambah ikhlas.”
Koordinator Mahasiswa UT Luar Negeri, Drs. Hasanudin, mengatakan Nunung sangat baik. “ Beliau helpful, sosok keibuannnya sangat kental sehingga walaupun baru kenal bisa langsung akrab,” jelasnya.
Senada
dengan Drs Hasanuddin, Lilik Linawati (BMI asal Blitar) yang juga
merupakan mahasiswi UT prodi ADNI semester 3 mengatakan sangat berterima
kasih kepada Pensosbud KJRI atas bantuan yang diberikan kepada
masyarakat Indonesia, kususnya 17 mahasiswi UT sehingga bisa registrasi
pada 2013.
“Alhamdulilah, mewakili rekan-rekan mahasiswa UT kami
sangat gembira sekali bisa kuliah secara mandiri di UT. Selamat jalan Bu
Nunung, terima kasih dan semoga sukses.” (Ida Kediri/ddhongkong.org).*
http://www.ddhongkong.org/mahasiswa-ut-hong-kong-lepas-konsul-pensosbud-kjri/
Selasa, 26 Maret 2013
UTHK-KJRI Gelar Diskusi tentang Mahasiswa di Luar Negeri UTHK-KJRI Gelar Diskusi tentang Mahasiswa di Luar Negeri
DDHK News, Hong Kong — Universitas Terbuka (UT) Indonesia bersama
KJRI Hong Kong menggelar diskusi umum dengan tema “Pedoman Pengelolaan
Mahasiswa di Luar Negeri” di Ruang Ramayana KJRI, Minggu (10/3), bersama
Pembantu Rektor 4 UT, Dr. Mohamad Yunus, MA.
Acara ini dihadiri mahasiswa UT di Hong Kong, kalangan pers, dan masyarakat Indonesia, termasuk perwakilan KJRI Hari Budiarto (Konsuler I & Protokol), Nunung Nurwulan(Konsul Penerangan Sosial dan Budaya.
Dalam diskusi yang dipandu oleh Sam Hariadi (Konsul Muda Pensosbud KJRI) itu, Mohamad Yunus mengatakan, dasar perkuliahan di UT adalah mandiri.
Dijelaskannya, skema pelayanan mahasiswa UT di luar negeri, kususnya di Hong Kong, ada dua macam, yakni sipas (sistem paket semester) dan non-sipas (mandiri).
“Pada awalnya perkuliahan UT di Hong Kong menggunakan sistem sipas. Menimbangkan beberapa hal, antara lain karakteristik setiap negara berbeda, adanya kebutuhan dan kesiapan yang memungkinan di buka non-sipas (mandiri) di Hong Kong, maka UT memberikan kebijakan bahwa calon mahasiswa dan mahasiswa di Hong Kong di perkenankan untuk mengikuti perkuliahan di UT secara mandiri,” ujar Muhamad Yunus.
Mantan Kepala UPBJJ Bogor ini juga menambahkan, prosedur untuk menjadi mahasiswa mandiri harus meminta izin kepada Kepala UPBJJ Jakarta. Calon mahasiswa UT HK mandiri harus membentuk kelompok, registrasi ke UPBJJ Jakarta, dan menginformasikan ke KJRI.
Pihak KJRI menyatakan kesiapan dan komitmentnya untuk mendukung layanan studi bagi mahasiswa UT, termasuk tempat ujian yang representatif dan pembinaan kepada kelompok-kelompok belajar UT di Hong Kong.
Ketua kelompok belajar UTHK mandiri, Nunuk Susiana, berharap, setelah UT secara resmi membuka jalan kuliah, WNI di Hong Kong dan Macau lebih tahu keberadaan UT yang dinaungi oleh KJRI Hong Kong.
Salah seorang mahasiswa UTHK, Suyanti (BMI asal Blitar) berharap setelah pertemuan ini BMI bisa registrasi dengan mudah dan kendala perkuliahan di Hong Kong bisa teratasi.
Ia juga mengucapkan terima kasih kepada UT, KJRI, dan rekan-rekan senior mahasiswa UT atas bantuan dan dukungannya. “Sekarang waktunya fokus menyambut UAS yang akan dilaksanakan pada 5 dan 12 Mei 2013,” tambahnya. (Ida Kediri/ddhongkong.org).*
http://www.ddhongkong.org/uthk-kjri-gelar-diskusi-tentang-mahasiswa-di-luar-negeri/#comments
Acara ini dihadiri mahasiswa UT di Hong Kong, kalangan pers, dan masyarakat Indonesia, termasuk perwakilan KJRI Hari Budiarto (Konsuler I & Protokol), Nunung Nurwulan(Konsul Penerangan Sosial dan Budaya.
Dalam diskusi yang dipandu oleh Sam Hariadi (Konsul Muda Pensosbud KJRI) itu, Mohamad Yunus mengatakan, dasar perkuliahan di UT adalah mandiri.
Dijelaskannya, skema pelayanan mahasiswa UT di luar negeri, kususnya di Hong Kong, ada dua macam, yakni sipas (sistem paket semester) dan non-sipas (mandiri).
“Pada awalnya perkuliahan UT di Hong Kong menggunakan sistem sipas. Menimbangkan beberapa hal, antara lain karakteristik setiap negara berbeda, adanya kebutuhan dan kesiapan yang memungkinan di buka non-sipas (mandiri) di Hong Kong, maka UT memberikan kebijakan bahwa calon mahasiswa dan mahasiswa di Hong Kong di perkenankan untuk mengikuti perkuliahan di UT secara mandiri,” ujar Muhamad Yunus.
Mantan Kepala UPBJJ Bogor ini juga menambahkan, prosedur untuk menjadi mahasiswa mandiri harus meminta izin kepada Kepala UPBJJ Jakarta. Calon mahasiswa UT HK mandiri harus membentuk kelompok, registrasi ke UPBJJ Jakarta, dan menginformasikan ke KJRI.
Pihak KJRI menyatakan kesiapan dan komitmentnya untuk mendukung layanan studi bagi mahasiswa UT, termasuk tempat ujian yang representatif dan pembinaan kepada kelompok-kelompok belajar UT di Hong Kong.
Ketua kelompok belajar UTHK mandiri, Nunuk Susiana, berharap, setelah UT secara resmi membuka jalan kuliah, WNI di Hong Kong dan Macau lebih tahu keberadaan UT yang dinaungi oleh KJRI Hong Kong.
Salah seorang mahasiswa UTHK, Suyanti (BMI asal Blitar) berharap setelah pertemuan ini BMI bisa registrasi dengan mudah dan kendala perkuliahan di Hong Kong bisa teratasi.
Ia juga mengucapkan terima kasih kepada UT, KJRI, dan rekan-rekan senior mahasiswa UT atas bantuan dan dukungannya. “Sekarang waktunya fokus menyambut UAS yang akan dilaksanakan pada 5 dan 12 Mei 2013,” tambahnya. (Ida Kediri/ddhongkong.org).*
http://www.ddhongkong.org/uthk-kjri-gelar-diskusi-tentang-mahasiswa-di-luar-negeri/#comments
Senin, 11 Maret 2013
Rabu, 06 Maret 2013
Langganan:
Postingan (Atom)